Tragis: Pengungsi Lewotobi Tewas Akibat Sesak Nafas di Tengah Kondisi Darurat

Kabar duka menyelimuti para pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki di Flores Timur. Seorang pengungsi tewas akibat mengalami sesak nafas di lokasi pengungsian yang kondisinya semakin memprihatinkan. Peristiwa tragis ini menambah catatan kelam bagi ribuan warga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat aktivitas vulkanik gunung yang terus meningkat. Kondisi kesehatan para pengungsi tewas lainnya juga menjadi perhatian serius di tengah keterbatasan fasilitas dan potensi risiko penyakit.

Menurut laporan dari Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Daerah (Satgas PB) Flores Timur pada hari Kamis, 8 Mei 2025, insiden pengungsi tewas ini terjadi di salah satu tenda pengungsian yang terletak di Desa Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur. Korban yang diketahui bernama Bapak Antonius Bala, berusia 58 tahun, dilaporkan mengalami sesak nafas hebat pada dini hari sekitar pukul 03.00 WITA. Meskipun tim medis yang bertugas di lokasi pengungsian segera memberikan pertolongan, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, Bapak Simson Sina, dalam konferensi pers yang digelar di Posko Utama Penanggulangan Bencana di Larantuka pada pukul 10.00 WITA, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kejadian ini. Beliau menjelaskan bahwa kondisi di lokasi pengungsian memang cukup padat dan rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, terutama penyakit pernafasan akibat debu vulkanik dan perubahan cuaca yang ekstrem. Pihaknya juga mengakui adanya keterbatasan fasilitas kesehatan dan tenaga medis untuk menangani jumlah pengungsi yang terus bertambah.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim relawan dari PMI Flores Timur pada hari yang sama, jumlah pengungsi Gunung Lewotobi Laki saat ini telah mencapai lebih dari 7.000 jiwa dan tersebar di beberapa titik pengungsian di wilayah Adonara. Banyak di antara para pengungsi, termasuk almarhum Bapak Antonius Bala, memiliki riwayat penyakit pernafasan. Kondisi pengungsi tewas ini menjadi pengingat akan betapa rentannya situasi di pengungsian dan mendesaknya kebutuhan akan bantuan yang lebih memadai, terutama di bidang kesehatan.

Kapolres Flores Timur, AKBP Yohanis Barens, S.I.K., saat meninjau lokasi pengungsian pada hari Jumat, 9 Mei 2025, menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di lokasi pengungsian, serta memastikan penyaluran bantuan berjalan lancar. Peristiwa tragis pengungsi tewas ini diharapkan menjadi perhatian serius bagi semua pihak untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kondisi dan fasilitas di lokasi pengungsian, demi mencegah kejadian serupa terulang kembali dan memastikan keselamatan serta kesehatan para pengungsi lainnya.

Tinggalkan Balasan