Sebuah insiden yang seharusnya menjadi perayaan olahraga justru berakhir dengan kekacauan. Ricuh Final Sepak Bola yang terjadi di Flores Timur menyebabkan sejumlah pemuda terlibat bentrok, bahkan mengakibatkan tiga personel kepolisian mengalami luka-luka. Kejadian ini menjadi pengingat penting akan perlunya manajemen keamanan yang ketat dalam setiap acara publik, terutama pertandingan olahraga yang melibatkan emosi massa.
Insiden Ricuh Final Sepak Bola tersebut terjadi pada hari Sabtu, 22 Juni 2024, sekitar pukul 17.30 WITA di Lapangan Gelora Samora, Flores Timur. Menurut keterangan Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur, Kombes Pol. Rio Putu Leiwakabessy, kericuhan bermula dari aksi saling ejek antara pendukung kedua tim yang bertanding. Suasana yang sudah panas sejak awal pertandingan memuncak setelah salah satu tim mencetak gol kemenangan. Euforia berlebihan dan provokasi memicu bentrokan fisik antar suporter yang dengan cepat meluas.
Petugas kepolisian yang berjaga di lokasi segera berupaya mengendalikan situasi. Namun, karena jumlah massa yang anarkis dan intensitas bentrokan yang tinggi, beberapa personel menjadi korban. Tiga polisi yang mengalami luka-luka tersebut adalah Bripda Rio Putu Leiwakabessy (luka memar di lengan kiri), Bripka Antonius Tukan (luka robek di pelipis kanan akibat lemparan batu), dan Aipda Markus Ratu (pingsan karena hantaman benda tumpul). Ketiganya langsung dilarikan ke RSUD dr. Hendrikus Fernandez untuk mendapatkan penanganan medis. Kombes Pol. Rio Putu Leiwakabessy menambahkan bahwa tindakan tegas namun humanis tetap diupayakan untuk membubarkan kerumunan dan mengamankan situasi.
Menyusul kejadian Ricuh Final Sepak Bola ini, pihak kepolisian telah memulai proses penyelidikan untuk mengidentifikasi provokator dan pelaku utama kerusuhan. Beberapa saksi mata telah dimintai keterangan, dan rekaman video amatir yang beredar juga menjadi bukti awal. Kompolisi Pol. Rio Putu Leiwakabessy menyatakan bahwa siapa pun yang terbukti bersalah akan ditindak sesuai hukum yang berlaku untuk memberikan efek jera dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Kejadian ini underscore betapa pentingnya koordinasi antara panitia penyelenggara, aparat keamanan, dan pihak terkait lainnya untuk memastikan keamanan dan ketertiban dalam setiap gelaran olahraga. Pembelajaran dari insiden Ricuh Final Sepak Bola ini harus menjadi bahan evaluasi serius demi terciptanya pertandingan yang aman dan menjunjung tinggi sportivitas.