Rizieq Shihab, tokoh sentral Front Pembela Islam (FPI), kembali menyoroti isu Kasus Kerumunan yang pernah menjeratnya, mengklaim adanya perlakuan berbeda. Pernyataan ini muncul di tengah perdebatan publik tentang keadilan dan penegakan hukum yang setara bagi semua warga negara. Rizieq merasa kasusnya diperlakukan lebih serius dibandingkan kerumunan lain yang terjadi pada waktu yang sama.
Sorotan Rizieq atas Kasus Kerumunan yang dialaminya berpusat pada perbandingan dengan kejadian serupa yang melibatkan tokoh atau kelompok lain. Ia dan pendukungnya mempertanyakan mengapa hanya kerumunan yang terkait dengannya yang diproses hukum secara intensif, sementara beberapa kerumunan lain yang dianggap melanggar protokol kesehatan tidak mendapatkan respons serupa dari aparat.
Argumen utama dalam sorotan ini adalah prinsip keadilan di mata hukum. Jika aturan tentang protokol kesehatan dan pembatasan kerumunan berlaku untuk semua, maka semestinya penegakan hukum juga diterapkan tanpa pandang bulu. Kasus Kerumunan ini menjadi simbol bagi Rizieq dan pengikutnya untuk menyerukan kesetaraan perlakuan di hadapan hukum.
Pernyataan Rizieq ini memicu kembali diskusi publik mengenai standar ganda dalam penegakan hukum. Masyarakat mengamati bagaimana aparat merespons berbagai insiden kerumunan, dan perbandingan yang diajukan Rizieq menambah narasi tentang potensi diskriminasi hukum. Ini menjadi topik hangat yang terus diperbincangkan di media sosial dan forum diskusi.
Meskipun Kasus Kerumunan yang menimpa Rizieq telah memiliki putusan hukum, sorotannya ini menunjukkan bahwa isu keadilan dan perlakuan berbeda masih menjadi perhatian. Bagi Rizieq dan pendukungnya, ini bukan hanya tentang kasus perorangan, melainkan tentang prinsip penegakan hukum yang transparan dan tidak tebang pilih bagi siapa pun.
Komentar Rizieq ini juga berpotensi mempengaruhi persepsi publik terhadap institusi penegak hukum. Ketika ada klaim tentang perlakuan berbeda, kepercayaan publik dapat terkikis. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk memberikan penjelasan yang jelas dan transparan mengenai setiap keputusan penegakan hukum yang diambil.
Situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya supremasi hukum yang benar-benar adil dan tanpa diskriminasi. Setiap warga negara, tanpa memandang latar belakang atau afiliasi, seharusnya diperlakukan sama di mata hukum. Kasus Kerumunan yang disoroti Rizieq ini menjadi salah satu contoh nyata betapa sensitifnya isu keadilan ini di tengah masyarakat.