Jakarta, 23 Juni 2025 – Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih menjadi perhatian serius. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru-baru ini menyoroti bahwa Jalan Trans Flores, sebuah arteri vital di kawasan tersebut, berada dalam zona merah potensi risiko erupsi. Ini menjadi kabar penting bagi penduduk dan pengguna jalan, mengingat signifikansi Jalan Trans Flores sebagai penghubung utama. Ancaman ini menuntut kewaspadaan dan persiapan mitigasi yang matang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, pada 18 Desember 2024, secara spesifik menyebutkan bahwa Jalan Trans Flores masuk dalam zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Pernyataan ini muncul setelah adanya laporan peningkatan aktivitas gunung yang memicu erupsi dan lontaran abu vulkanik. Zona merah ini mengindikasikan area dengan potensi dampak paling tinggi jika terjadi erupsi besar. Laporan terbaru dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki per 22 Juni 2025 menunjukkan bahwa gunung masih berada pada Level IV (Awas), dengan tremor menerus dan sesekali erupsi disertai abu pekat setinggi 1.500 meter.
Jalur ini bukan sekadar jalan biasa; ia adalah tulang punggung konektivitas ekonomi dan sosial bagi masyarakat Flores Timur dan sekitarnya. Terancamnya Jalan Trans Flores berarti potensi lumpuhnya distribusi logistik, akses darurat bagi bantuan kemanusiaan, serta evakuasi warga jika situasi memburuk. Meskipun demikian, pihak berwenang telah menyiapkan jalur-jalur alternatif dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan kesiapan respons bencana. Rapat koordinasi darurat terakhir pada 20 Juni 2025 di Kantor BPBD Flores Timur membahas jalur evakuasi dan posko pengungsian di sejumlah titik aman.
Masyarakat di sekitar area terdampak dan pengguna Jalan Trans Flores diimbau untuk selalu memantau informasi resmi dari BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Kesiapsiagaan, seperti menyiapkan masker, alat pelindung diri sederhana, dan mengetahui jalur evakuasi terdekat, menjadi sangat penting. Pihak kepolisian dan TNI juga telah disiagakan untuk membantu proses evakuasi dan pengamanan jika terjadi peningkatan aktivitas yang membahayakan.