Situasi terkini di sekitar Gunung Lewotobi, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bahaya ancaman lahar dingin, sebanyak 528 warga yang sebelumnya berada di posko pengungsian di jalur aliran lahar dingin telah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Pemindahan ini dilakukan pada hari Minggu, 11 Mei 2025, oleh tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Satuan Brimob Polda NTT, dan relawan kemanusiaan. Langkah cepat dan terkoordinasi ini bertujuan untuk meminimalisir risiko jatuhnya korban jiwa akibat ancaman lahar dingin.
Proses pemindahan warga dimulai sejak pukul 09.00 WITA dan berlangsung hingga sore hari. Petugas dengan sigap membantu para pengungsi, termasuk lansia dan anak-anak, untuk menuju ke truk dan kendaraan yang telah disiapkan. Lokasi baru pengungsian yang dituju berada di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, yang dinilai lebih jauh dari jalur aliran lahar dingin dan memiliki fasilitas yang lebih memadai. Keputusan untuk memindahkan pengungsi diambil setelah adanya peningkatan intensitas hujan di sekitar puncak Gunung Lewotobi, yang berpotensi memicu terjadinya ancaman lahar dingin susulan.
Kepala BPBD Provinsi NTT, Bapak Tinus Taa, dalam konferensi pers di Posko Utama Penanggulangan Bencana Lewotobi, Desa Konga, Kecamatan Titehena, menjelaskan bahwa keselamatan warga adalah prioritas utama. “Kami tidak ingin mengambil risiko sekecil apapun. Dengan adanya peningkatan curah hujan, potensi terjadinya ancaman lahar dingin semakin besar. Oleh karena itu, kami segera melakukan relokasi pengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujarnya. Beliau juga mengimbau kepada masyarakat yang berada di sekitar Gunung Lewotobi untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait.
Selain pemindahan pengungsi, tim gabungan juga terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas Gunung Lewotobi dan kondisi cuaca di sekitarnya. Pihak kepolisian dari Polres Flores Timur turut mengamankan jalannya proses pemindahan dan memastikan tidak ada warga yang tertinggal di zona berbahaya. Kondisi para pengungsi di lokasi baru dilaporkan dalam keadaan baik dan telah mendapatkan bantuan logistik serta pelayanan kesehatan. Meskipun demikian, kewaspadaan terhadap potensi ancaman lahar dingin tetap ditingkatkan, dan masyarakat diimbau untuk tidak mendekati zona berbahaya hingga situasi benar-benar dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Langkah antisipatif ini diharapkan dapat melindungi masyarakat dari dampak buruk erupsi Gunung Lewotobi.